Prinsip-Prinsip Animasi #5

Setelah memahami
pengertian animasi, tentunya
kita juga perlu mengetahui; Prinsip-prinsip
animasi adalah pedoman dasar yang
digunakan oleh animator untuk menciptakan gerakan yang alami, dinamis, dan
menarik dalam animasi.
Prinsip ini dikembangkan oleh
para pionir animasi seperti Frank
Thomas dan Ollie Johnston dari Walt Disney Studios, dan mereka masih menjadi
landasan dalam pembuatan animasi
hingga saat ini. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip
animasi utama:
1. Solid Drawing (Gambar Padat)
Kemampuan untuk
menggambar objek atau karakter dalam tiga dimensi yang kokoh, mengikuti prinsip-prinsip perspektif dan
anatomi. Termasuk juga kemampuan dalam mengkomposisikan gambar sehingga
terlihat lebih nyata.
2. Menekan dan Melentur (Squash and Stretch)
Squash and Stretch
adalah membuat objek hidup ataupun objek mati terlihat seolah-olah nyata
sehingga terlihat bergerak secara realistis dan lebih hidup. Prinsip ini
melibatkan merubah bentuk karakter atau objek saat bergerak untuk menambahkan
kesan berat dan elastisitas.
Ketika objek bergerak
cepat, bisa tampak seperti “terlalu elastis,” sedangkan ketika bergerak
perlahan, mereka bisa tampak lebih “padat.” Prinsip ini membantu menciptakan
ilusi gerakan yang lebih alami.
3. Antisipasi (Anticipation)
Ini adalah gerakan
persiapan yang dilakukan sebelum gerakan utama. Antisipasi membantu menyiapkan
penonton terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya dan membuat gerakan utama
terasa lebih halus dan alami.
Prinsip anticipation
adalah membuat gerakan pada sebuah objek secara berurutan sehingga penonton
dapat memahami dan menikmati animasi
yang ditampilkan.
4. Tata Gerak (Staging)
Staging adalah penataan
gerak dengan membuat ekspresi pada karakter atau objek dalam animasi sehingga penonton lebih mudah
mengenalinya.
Prinsip ini berkaitan
dengan cara objek atau karakter disusun dan ditempatkan di dalam adegan.
Penyajian yang baik membantu fokus pada elemen penting dalam adegan dan memandu
mata penonton untuk memahami apa yang terjadi.
5. Bergerak Terus dan Pose ke Pose (Straight Ahead and Pose to
Pose)
Ini adalah langkah
seorang animator bekerja, yaitu dengan terencana dalam membuat gambar, membuat
gerakan dan ukuran, yang dilakukan sejak awal membuat animasi.
Dalam pendekatan
“straight ahead,” animator menggambar setiap frame dalam urutan berurutan untuk
menciptakan gerakan yang alami dan spontan. Dalam pendekatan “pose to pose,”
animator membuat beberapa pose kunci terlebih dahulu dan kemudian mengisi
pose-pose di antara untuk menciptakan gerakan yang lebih terkontrol.
6. Gerakan Mengikuti (Follow Through and Overlapping
Action)
Prinsip ini mencakup
gerakan berlanjut setelah gerakan utama berhenti dan gerakan yang berlapis pada
bagian tubuh yang berbeda saat karakter berhenti bergerak. Ini menciptakan
kesan bahwa berbagai bagian tubuh bergerak secara independen.
Ketika scene berhenti
bergerak, karakter tidak berhenti secara tiba-tiba. Ini membuat sebuah animasi
terlihat lebih realistis.
7. Perlahan Masuk dan Perlahan Keluar (Slow In
and Slow Out)
Ini adalah pengaturan
staging dan timing dari satu scene ke scene lainnya dalam sebuah animasi. Ketika objek atau karakter
memulai atau mengakhiri gerakan, mereka cenderung bergerak lebih perlahan, yang
menciptakan perasaan lebih alami dan halus.
8. Busur Gerakan (Arcs)
Gerakan alami dalam
dunia nyata sering mengikuti pola busur. Menerapkan gerakan dalam pola busur
dalam animasi membantu menciptakan
kesan alami dan meyakinkan.
Membuat pergerakan tubuh
karakter/ objek animasi terlihat
lebih smooth. Misalnya gerakan mahluk hidup atau gerakan
benda-benda dalam animasi terlihat
lebih realistis.
9. Waktu dan Ruang (Timing and Spacing)
Prinsip ini tentang
bagaimana timing (kecepatan pergerakan)
dan spacing (jarak antara frame) mempengaruhi kesan
gerakan. Pengaturan yang tepat dari kedua aspek ini sangat penting untuk
menciptakan ilusi gerakan yang meyakinkan.
10. Gerakan Pendukung (Secondary Action)
Aksi sekunder adalah
gerakan tambahan yang mendukung gerakan utama dan menghasilkan lebih banyak
ekspresi atau informasi. Ini bisa berupa gerakan rambut, pakaian, atau objek di
sekitar karakter, membuat berbagai gerakan pendukung untuk melengkapi karakter
pada ekspresi ataupun aksi agar terlihat lebih nyata.
11. Eksagerasi (Exaggeration)
Ini merupakan upaya
membuat suatu karakter terlihat lebih meyakinkan dalam aksinya, misalnya
membuat sebuah karakter menjadi lebih lucu. Eksagerasi digunakan untuk
memperbesar gerakan dan ekspresi agar lebih menarik dan menyenangkan. Ini
sering digunakan dalam animasi kartun.
12. Daya Tarik (Appeal)
Prinsip ini berbicara
tentang cara karakter atau objek diberi daya tarik visual yang membuatnya
menarik dan bisa terhubung dengan penonton. Ini merupakan kualitas dari animasi
dimana penonton dapat menikmati gambar yang memikat, desain yang bagus, punya
daya tarik, dan kelebihan lainnya.